Barang siapa sungguh-sungguh mencari ilmu, Allah akan memudahkan jalan menuju kesuksesan.

Setiap orang yang hidup di atas bumi menginginkan hidupnya selalu sukses. Hanya sedikit yang mampu mencapainya. Kebanyakan belum mencapai level tersebut. Jika demikian, ada satu pertanyaan besar, mengapa orang yang menginginkan kesuksesan belum kunjung juga mendapatkanya? Untuk pertanyaan ini, Nabi Muhammad SAW sudah memberikan jawabannya.

Rasulullah SAW mengatakan, “Man salaka thariqan yaltamisu fihi ilman sahhalallahu lahu thariqan ilal jannah (Barangsiapa berjalan (keluar) mencari ilmu, sesungguhnya Allah akan mempermudah baginya jalan menuju surga)." (Hadis riwayat Ibnu Majah dan Abu Dawud)

Hadis itu menguraikan, Rasulullah menyebut seseorang yang sedang berjalan untuk menuntut ilmu dengan kata “salaka”. Padahal, berjalan dalam bahasa Arab tidak hanya “salaka”, masih ada kata “masya”, “sara”, “safara”, atau “dzahaba”.

Pertanyaannya, mengapa kata “salaka” yang dipilih Nabi, bukan selainnya. Rupanya, kata-kata selain “salaka” hanya mempunyai arti utama berjalan. Perjalannya, terkadang, hanya untuk mencari kesenangan belaka. Mungkin, pembaca pernah mendengar, orang yang berjalan untuk mencari hiburan disebut dengan “tamasya”. Kata tersebut berasal dari kata “masya”.

Jika Nabi menggunakan kata ini, niscaya orang yang menuntut ilmu ini hanya akan mencari kesenangan belaka. Padahal, perjalanan mencari ilmu bukanlah untuk mencari kesenangan.

“Salaka” bermakna orang yang berjalan dengan tegap dan cepat serta dengan pandangan fokus ke tujuan yang diimpikan. Dalam hal menuntut ilmu, Nabi menginginkan agar “thalib al-ilm” benar-benar berjalan dengan tegap dan cepat, bukan berjalan dengan berleha-leha, apalagi merangkak.  Jika ia tidak fokus, ia akan berhenti di tengah perjalanan, bahkan akan kembali ke rumah-jika ada hambatan yang mengadang.

Dengan berjalan tegap dan cepat, dia sekarang berada di tengah-tengah perjalanan. Nabi mengingatkan orang ini agar perjalanannya diiringi dengan “yaltamisu”, berpegang (memegang). Dalam hal ini pula, Nabi menggunakan kata “yaltamisu”, bukan “yumsiku” atau “qabadha”.

Jika “Yumsiku” yang digunakan oleh Nabi maka orang ini hanya akan sekadar memegang. Sementara, “yaltamisu” memiliki makna memegang erat-erat atau kuat-kuat. Bak orang yang hendak hampir jatuh ke jurang, orang ini akan memegangi ranting dengan kuat. Jika tidak, pasti ia akan jatuh ke dalam jurang.

Begitu juga dengan orang yang menuntut ilmu. Ketika sudah berada di tengah-tengah perjalanan (salaka), ia juga berpegang kuat-kuat. Dalam konteks ini, dia harus memegang kuat niat yang ada di dalam jiwanya. Dia pun tidak akan berhenti di tengah jalan meski diadang seribu halangan.

Kata kunci selanjutnya dalam hadis Nabi di atas ialah “jannah” yang berarti surga. Surga merupakan gambaran dari suatu tempat yang di dalamnya penuh kenikmatan. Tiap orang yang menikmati fasilitasnya, tidak perlu lagi bekerja. Semua hal yang diinginkan sudah disediakan di dalamnya.

Surga dengan gambaran demikian baru bisa dinikmati oleh seseorang ketika sudah meninggal dunia. Lantas, apakah surga seperti itu jadi jaminan bagi penuntut ilmu? Nabi SAW sadar, penuntut ilmu hidup di atas bumi. Dia menginginkan kehidupannya mapan dan tercukupi segala kebutuhannya.

Oleh karenanya, surga (jannah) dalam hadis di atas hanya merupakan simbol. "Jannah” di atas bermakna kesuksesan. Orang yang sudah sukses, hidupnya penuh dengan kenikmatan. Segala kebutuhan hidupnya terpenuhi dengan baik.

Dengan demikian, makna dari hadis Nabi di atas ialah, “Barang siapa yang mengadakan perjalanan dengan sungguh-sungguh untuk mencari ilmu maka Allah akan memudahkan baginya jalan untuk menuju kesuksesan.” Inilah jaminan kepada siapa saja yang sudah berilmu, hidupnya akan sukses. Tidaklah mungkin orang tersebut akan sengsara. Wallahu A’lam.

KPK Diteror Benda-benda Supranatural

SUASANA gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta, dibuat heboh, Sabtu (20/9) sore. Pasalnya, di tengah hujan yang sedang mengguyur, seorang perempuan keluar dari sebuah mobil Toyota Fortuner bernopol B 321 SGI.
Perempuan itu meletakkan sebuah benda berupa pot persis di depan pintu ke luar gedung KPK. Ulah perempuan itu mengundang curiga petugas keamanan KPK yang berjaga tak jauh dari pintu gerbang. Petugas itu bergegas ke pintu gerbang. Melihat petugas keamanan datang, perempuan itu buru-buru masuk ke mobil. Sesaat kemudian, mobil seharga di atas Rp400 jutaan tersebut tancap gas menerobos guyuran hujan, meninggalkan petugas keamanan gedung KPK yang terheran-heran.
Petugas keamanan lantas memungut pot misterius yang ditinggalkan perempuan tadi. Ternyata di dalamnya terdapat sejumlah benda unik dan aneh di antaranya anak panah kecil, micro sd, tulisan di secarik kertas dan batu kecil berwarna-warni. Pot juga berbau wewangian dengan aroma yang sangat menusuk hidung. Seperti bau minyak si nyongyong yang biasa digunakan oleh paranormal untuk mengobati pasien. 

Menurut Budi H, petugas keamanan KPK, kantornya memang sudah sering mendapat kiriman yang berbau mistis. Pada tahun 2011, kantornya juga ditaburi tanah kuburan. Biasanya peletakan benda-benda aneh tersebut dilakukan pada hari libur atau saat suasana kantor sedang sepi.  "Sudah enggak kehitung yang ngirim benda mistis," ujar Budi.
Budi menuturkan, gedung KPK juga pernah hendak ditebar garam usai penangkapan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Akil Mochtar.  Namun tabur garam tersebut batal dilakukan oleh kerabat tersangka. "Dicek satpam, dinihari itu nggak ada tuh yang tabur garam," cerita penegak hukum itu dengan senyum.
Budi mengungkapkan, kantornya juga tidak hanya dikirimi benda aneh. Karena orang-orang yang diperiksa penyidik  KPK juga kadang membawa benda mistis. Biasanya jika ada yang membawa benda aneh akan diperintahkan untuk dilepaskan. Benda aneh tersebut akan ditaruh di loker atau tempat penyimpanan barang yang telah disediakan petugas KPK.  
"Kalau memakai cincin sih gak dilepas. Biasanya kalau yang disuruh dilepas itu kalau bawa keris atau benda lainnya yang aneh," papar Budi.  
Lebih lanjut Budi mengatakan, selain membawa benda-benda aneh, ada juga yang diperiksa penyidik KPK memakai aroma harum yang menyengat. Jika ada yang memakai aroma berlebihan maka di antara petugas keamanan hanya tersenyum simpul saja.  "Ada yang pakai, minyak wanginya bau banget," ujar Budi.
Karyawan Mendadak Sakit
Sementara itu juru bicara KPK Johan Budi SP mengatakan, kejadian meletakkan benda-benda mistis di gedung KPK memang sudah sering terjadi. Ini menunjukkan bahwa masih saja ada pihak yang beranggapan bahwa KPK sebagai lembaga anti korupsi bisa dipengaruhi melalui cara supranatural.  "Kami di KPK senantiasa menyandarkan dan berserah diri selalu hanya kepada Tuhan Yang Maha Esa," kata Johan ketika dikonfirmasi, Senin (22/9). 
Menurut Johan, saat KPK dipimpin Antasari Azhar, suatu hari semua karyawan di gedung KPK mengalami sakit seketika. Di hari yang sama, ditemukan sebuah rajah bertuliskan huruf Arab di dekat sudut ruangan. "Kita bingung kenapa hari itu semua karyawan di lantai ini sakit. Ternyata ada yang 'iseng'," kata Johan Budi.
Johan menuturkan, petugas keamanan yang menemukan rajah bertuliskan huruf Arab di salah satu sudut ruangan itu langsung mengamankannya. Di hari berikutnya, para karyawan KPK sudah bekerja seperti biasa dan dalam keadaan sehat. "KPK tidak bisa menangani karena setan bukan penyelengara negara yang melakukan korupsi," kelakar Johan.
Atas kejadian ini, kata Johan, KPK akan menindaklanjuti insiden peletakan benda-benda mistis di gedung KPK. Lembaga antikorupsi ini akan melaporkan benda misterius tersebut ke polisi. "Memang kami akan berencana untuk melaporkan penemuan ini bahwa ada kejadian itu ke polisi," ujar Johan.
Dalam pelaporan itu, KPK juga akan menyertakan rekaman CCTV dan bukti-bukti pendukung yang merekam detik-detik saat perempuan misterius tadi keluar dari mobil Fortuner warna putih dan meletakkan benda mistis berupa pot pada Sabtu (20/9).
Alasan lain KPK melaporkan penemuan ini ke polisi karena lembaga ini memiliki bukti-bukti pendukung mengenai pelaku dan detil peristiwa kejadian.? "Hal semacam ini kan domainnya kepolisian. Pelaporan agar hal ini bisa menjadi perhatian pihak polisi," kata Johan.
Sementara itu Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto mengakui, banyak kiriman benda-benda mistis yang diterima KPK. Namun sedikitpun KPK tidak akan terpengaruh dengan teror supranatural dari pihak lain yang ditengarai bertujuan melemahkan lembaga antikorupsi. 
”KPK akan terus bekerja sesuai mandat konstitusionalnya. Memang ada cukup banyak cara dilakukan oleh koruptor dan kelompoknya. Hal yang tidak masuk akal, irrasional hingga supranatural juga kerap dilakukannya,” ujar Bambang, Senin (22/9).
Bambang menjelaskan, perbuatan melalui cara-cara supranatural itu jelas sangat disesalkan. Karena diduga kuat pihak-pihak yang melakukan hal tersebut adalah kaum terpelajar dan berpendidikan tinggi. Namun Bambang menegaskan, adanya cara-cara supranatural itu semakin mendorong KPK untuk semakin profesional dan mempertebal keimanan.
”Kesempatan besar bagi KPK untuk menunjukkan sikap integritas dan profesionalnya serta kian menguatkan keyakinannya dan spiritualitasnya untuk berserah diri hanya pada Illahi semata,” tegasnya.
Santet Pikiran 
Sementara paranormal Ki Cokro Santri mengatakan, adanya benda-benda mistis yang dikirimkan ke gedung KPK adalah untuk mengalihkan perhatian, membingungkan, dan membungkam alam pikiran bawah sadar para pejabat KPK. Benda-benda mistis adalah utusan para koruptor yang bertujuan untuk membuat kinerja KPK gagal dalam mengungkap kebenaran. 
"Tapi bravo buat KPK. Jangan takut selagi benar dan yakin di jalan Allah SWT. Cukup Bismillah, berserah diri padaNya. Amar Ma'ruf Nahi Munkar. Insyaallah kasus akan segera tuntas dan manfaat untuk keadilan bangsa," ujar Ki Cokro yang dihubungi, Senin (22/9). 
Menurut Ki Cokro, KPK tidak bakal bisa ditembus dengan cara-cara supranatural selama lembaga antirasuah pimpinan Abraham Samad tersebut benar-benar bersih dan independen. Agar tidak bisa diterobos hal gaib dalam kinerjanya KPK juga tidak menyalahi kebenaran.  "KPK tidak butuh benteng dari dukun, orang pintar atau paranormal," tegasnya. 
Ki Cokro menegaskan, yang akan melindungi KPK langsung adalah Tuhan dan orang yang mendambakan keadilan bisa tegak di bumi Indonesia. "Perisai KPK adalah Tuhan dan orang yang mendambakan keadilan seperti saya ini pasti tanpa diminta akan membantu lewat doa. Ingat KPK tidak pernah sendiri," ujarnya. O lut

Sumber: korankota.co.id

Antara Kita dan Waktu

Waktu merupakan salah satu nikmat Allah yang paling berharga yang dianugerahkan kepada para hamba-Nya.

Dalam Alquran disebutkan bahwa manusia itu akan mengalami kehancuran jika tidak memanfaatkan waktunya untuk kebaikan, sebagaimana firman Allah, “Dan demi masa. Sesungguhnya manusia itu dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, dan saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran.” (QS al-'Ashr [103]: 1-3).

Imam Fakhrurrazi dalam tafsirnya tentang surah al-'Ashr tersebut menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan al-'Ashr itu adalah waktu atau masa. Masa adalah sesuatu yang sifatnya sangat unik dan mengagumkan. Beragam kisah anak manusia terjadi silih berganti pada lintas generasi.

Kualitas kehidupan seorang anak manusia sangat tergantung dari caranya memanfaatkan waktu. Hidupnya akan berarti dan bernilai jika ia dapat memaksimalkan peran waktu di kehidupannya. Sebaliknya, kerugian dan kegagalanlah yang akan diperoleh saat dia menyia-nyiakan waktu yang dilaluinya.

Rasulullah SAW dalam hadisnya menjelaskan tentang urgensi waktu sebagai berikut,  “Ada dua jenis nikmat yang sering kali dilalaikan kebanyakan orang, yaitu nikmat sehat dan waktu luang.” Kedua nikmat ini merupakan anugerah tak terhingga dari Allah SWT  yang harus dimanfaatkan secara maksimal.

Terkait interpretasi dari hadis ini, Ibnul Jauzi menjelaskan, terkadang seseorang berada dalam kondisi sehat tapi tidak mempunyai waktu luang akibat tersita oleh pekerjaan dan urusan duniawi lainnya.

Sebaliknya saat seseorang mempunyai waktu luang namun tetap tidak bisa memanfaatkannya karena kondisi kesehatannya yang buruk sehingga waktu luang pun akan berlalu dengan sia-sia.

Dengan demikian, usia pada dasarnya tidaklah bernilai apa-apa dalam kehidupan ini, karena sebenarnya yang berharga itu adalah value dari pemanfaatan waktu. Value inilah yang akan membuat usia seseorang memiliki makna dan kualitas.

Seorang yang menyia-nyiakan puluhan tahun dari usianya, namun di saat-saat terakhirnya ia bertobat dan berbuat kebaikan maka kualitas usianya itu hanya di penghujung usianya saja. Ini menguatkan pernyataan dari ayat yang disebutkan sebelumnya.

Menarik sekali pernyataan dari Imam Syafi'i yang mengatakan bahwa selama dia bergaul dengan para ahli sufi, hanya dua pernyataan yang selalu dia dengar dari mereka, yaitu “Waktu itu ibarat pedang, jika kau tidak membunuhnya (waktu) maka dialah yang akan membunuhmu.”

Pernyataan lainnya, “Dan waktumu... jika tidak kau pergunakan untuk kebaikan maka dia akan menyibukkanmu dengan kejahatan.” Wallahu a'lam bish shawwab.

Warisan dan Peninggalan dari Ramadan Kemarin

Tamu agung itu telah pergi. Kita tidak tahu apakah tahun depan masih dipertemukan kembali atau tidak. Ya, bulan suci Ramadhan telah berlalu. Kini Syawal telah tiba. Harapan apa yang hendak diraih di bulan Syawal hingga bulan-bulan selanjutnya setelah kita digodok sebulan penuh di bulan Ramadhan?

Kita tidak ingin nuansa Ramadhan menjadi pudar. Untuk itu, spirit Ramadhan mesti kita jaga dengan sebaik-baiknya. Jangan sampai kita terlena kembali oleh hiruk-pikuk dunia sehingga melupakan apa yang sudah kita bangun pada bulan Ramadhan.

Kita masih ingat bagaimana menyambut Ramadhan dengan antusias. Pada siang hari menahan lapar dan haus  serta menjaga dari hal-hal buruk. Selama Ramadhan kita bersemangat ibadah Tarawih dan tadarus Alquran. Kita juga rela bangun pukul tiga dini hari untuk sahur. Apakah antusiasme dan keseriusan itu masih ada di bulan ini?
 
Bulan suci Ramadhan memberikan tiga warisan penting yang perlu kita pegang erat-erat dalam keseharian kita. Pertama, Alquran. Ramadhan adalah bulan diturunkannya Alquran. Rasulullah SAW dan para sahabat memberikan teladannya. Mereka begitu rajin membaca Alquran hingga beberapa kali khatam. Kita juga di bulan Ramadhan melakukan tadarus setiap hari yang lain dari biasanya.

Kebiasaan ini selayaknya dipertahankan di bulan-bulan selanjutnya. Sebagai petunjuk, Alquran tidak hanya dibaca tetap juga diamalkan segala perintah serta larangan yang tertera di dalamnya. Firman Allah: “Bulan Ramadhan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil) ...” (QS al-Baqarah: 185).
 
Kedua, shalat. Pada bulan Ramadhan juga intensitas shalat begitu meningkat. Hal ini disebabkan semua amalan akan dilipatgandakan, sehingga memacu kita untuk melaksanakan shalat-shalat sunah. Paling tidak kita melaksanakan shalat sunah Tarawih sebelas rakaat ataupun 23 rakaat. Selayaknya amalan shalat sunah itu tetap dilakukan di bulan-bulan selanjutnya sebagai tanda keberhasilan kita di bulan Ramadhan.

Ketiga, infak. Pada bulan Ramadhan, kita juga dengan mudah memberi, mulai dari yang sunah seperti berinfak, menyantuni fakir-miskin, memberi iftar, hingga yang wajib, yaitu zakat fitrah dan zakat mal. Kebiasaan memberi ini sepatutnya dipertahankan dan terus dilestarikan di bulan-bulan berikutnya.

Ketiga hal di atas merupakan warisan berharga dari bulan Ramadhan yang mesti kita jaga dan amalkan terus-menerus dari bulan ke bulan hingga Ramadhan datang kembali di tahun berikutnya. Maka, dengan demikian,  kita bisa mencapai predikat manusia fitri, yang berhasil mengimplementasikan spirit Ramadhan di setiap bulannya.

Bukan tidak mungkin apabila implementasi ini muncul dari kesadaran kolektif, kaum Muslim betul-betul mencapai umat terbaik (khairu ummah) dan umat terpilih (ummatan wasathan).
 
Hal ini senada dengan firman Allah SWT, “Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi” (QS Fathir: 29).
 
Mudah-mudahan di bulan Syawal ini dan bulan-bulan berikutnya kita terus mengamalkan tiga warisan Ramadhan di atas.

Kedahsyatan Efek Fitnah

Sebuah peristiwa terjadi ketika rombongan Rasulullah SAW beserta sahabat kembali dari perang melawan Bani Mushtaliq pada Sya’ban tahun ke-5 H. Beberapa orang munafik juga turut serta dalam peperangan ini.

Kisah bermula ketika dalam perjalanan pulang, rombongan Muslimin berhenti di suatu tempat. Aisyah RA, istri Rasulullah SAW, yang ikut dalam rombongan, keluar dari sekedup. Kalungnya hilang.

Lama mencari, perhiasan dari mutiara zifar itu tak juga ketemu. Ketika Aisyah kembali ke sekedupnya, rombongan sudah berangkat. Penanggung jawab sekedup pasti mengira bahwa Aisyah masih berada di dalamnya.

Menyadari dirinya tertinggal, Aisyah lantas duduk diam di tempat semula. Dia berharap, ada anggota rombongan yang berbalik untuk menjemputnya. Lelah menunggu, akhirnya Aisyah mengantuk dan tertidur. Pada saat bersamaan, lewatlah seorang sahabat bernama Shafwan bin Muaththal as-Sulami. Shafwan memang bertugas sebagai anggota pasukan paling belakang.

Melihat Aisyah sendirian di pinggir jalan, Shafwan terkejut seraya mengucapkan, “Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun, istri Rasulullah!” Aisyah terbangun. Shafwan langsung memberikan untanya untuk dikendarai Aisyah. Dia sendiri berjalan kaki menuntun unta sampai tiba di Madinah.

Nahas. Peristiwa itu diketahui orang munafik. Desas-desus pun muncul. Dasar orang munafik, selalu ada cara untuk menjatuhkan reputasi Rasulullah yang memang menjadi incaran sejak lama.

Ummul Mukminin, Aisyah, difitnah berselingkuh dengan Shafwan. Adalah orang munafik bernama Abdullah bin Ubai bin Salul yang paling getol menggencarkan fitnah keji bahwa Aisyah ada afair dengan Shafwan. Terang saja, fitnah segera menyebar ke seantero kota.

Fitnah itu menjadi buah bibir di kalangan penduduk Madinah selama kira-kira sebulan. Jangankan Muslimin pada umumnya, bahkan Rasulullah sendiri sempat terpengaruh. Karena termakan tuduhan murahan itu, dikabarkan Rasulullah sampai menunjukkan perubahan sikap kepada Aisyah. Tentulah hati Aisyah hancur. Dia tidak berhenti menangis dan jatuh sakit.

Tabir fitnah baru tersingkap ketika turun surah an-Nur ayat 11-26. Nama Aisyah dan Shafwan kembali bersih. Kini, semua benderang sudah. Peristiwa itu menunjukkan betapa dahsyatnya bahaya fitnah. Istilah yang dipakai oleh Allah dalam Alquran untuk mendefinisikan fitnah ialah buhtan (kebohongan besar). (QS al-Ahzab [33]: 58).

Akibat badai fitnah, hidup seseorang bisa sengsara. Keluarga kehilangan muka. Karier dan jabatan yang dibangun puluhan tahun lenyap seketika. Kepercayaan mendadak sirna. Kita berdoa semoga diselamatkan oleh Allah SWT dari segala fitnah yang menghinakan.

Segenap daya, kita juga berupaya agar jangan sampai termasuk golongan penebar fitnah. Di antara caranya ialah menghindari gibah. Sungguh lisan terasa ringan digerakkan untuk bermaksiat kepada Allah, tetapi betapa berat untuk diajak berzikir kepada Allah.

Banyak sekali faktor yang bisa mendorong manusia untuk berbuat kesalahan. Terkadang dorongan itu datang dari dalam diri sendiri dan terkadang dari luar. Berbahagialah orang yang mengoreksi kelemahan dirinya.

Sebab, kata Abu ad-Darda, “Termasuk wujud ilmu seorang hamba adalah dia mengetahui imannya bertambah atau berkurang. Dan, termasuk berkah ilmu seorang hamba adalah dia mengetahui dari mana setan akan menggelincirkannya.”

Ketentuan Berpakaian dalam Islam

Gus Cokro ST
Salah satu misi Islam adalah memuliakan kaum wanita. Bentuk pemuliaan tersebut, di antaranya, melalui perintah menutup aurat, agar terjaga dari pandangan orang lain, sekaligus menghindarkan fitnah.

Allah SWT berfirman, “Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan, pakaian takwa itulah yang paling baik.” (QS al-A’raf [7]: 26).

Pakaian merupakan salah satu nikmat besar yang Allah berikan kepada hamba-hamba-Nya. Salah satu cara mensyukuri nikmat pakaian itu adalah dengan mengenakan pakaian sesuai tuntunan-Nya.

Oleh karena itu, Islam memberikan ketentuan dalam mengenakan pakaian. Pertama, menutupi seluruh badan, kecuali wajah dan telapak tangan. Rasulullah SAW bersabda, “Wahai Asma, sesungguhnya perempuan itu apabila telah sampai umur (dewasa), maka tidak patut menampakkan sesuatu dari dirinya melainkan ini dan ini. Rasul berkata sambil menunjukkan pada muka dan telapak tangan hingga pergelangannya sendiri.” (HR Abu Dawud).

Kedua, tidak ketat. Memakai pakaian yang ketat akan menampakkan bentuk tubuh yang ditutupinya. Seseorang yang mengenakan pakaian ketat seakan tidak berpakaian alias telanjang. Sehingga, hal itu dapat memancing syahwat dan menjadi sebab timbulnya hal-hal yang tidak diinginkan.

Ketiga, tidak tipis. Pakaian yang tipis akan menampakkan warna kulit yang akan semakin memancing syahwat dan melahirkan fitnah.

Keempat, tidak menyerupai pakaian laki-laki dan begitu juga sebaliknya. Sabda Nabi Muhammad SAW, “Allah melaknat laki-laki yang memakai pakaian wanita dan wanita yang memakai pakaian laki-laki. Allah juga melaknat laki-laki yang menyerupai wanita dan wanita yang menyerupai laki-laki“ (HR Bukhari).

Kelima, tidak berwarna yang mencolok. Sebab, warna yang mencolok dapat menarik perhatian orang lain. Rasulullah SAW terbiasa mengenakan pakaian warna putih, kadang merah, dan terkadang hijau. (HR Bukhari, Nasai, dan Hakim).

Karena itu, saking pentingnya masalah berpakaian agar tidak menimbulkan fitnah, Rasulullah SAW pun mengajarkan doa yang hendaknya dibaca pada setiap akan mengenakan dan melepas pakaian.

Allaahumma innii as-aluka min khairihi wa khairi maa huwa lahu, wa a’uudzubika min syarrihi wa syarri maa huwa lahu” (Ya Allah, aku memohon kepada-Mu kebajikan pakaian ini dan kebajikan yang disediakan baginya. Dan aku berlindung kepada-Mu dari kejahatannya dan kejahatan sesuatu yang dibuat untuknya)”. (HR Ibnu Sunni).

Dengan demikian, jika masing-masing kita berkomitmen menerapkan ajaran agama yang diyakini dalam kehidupan sehari-hari, termasuk komitmen dalam berpakaian, maka tidak akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Wallahu a’lam.

Sebaik-baiknya Sedekah

Gus Cokro ST
Sedekah merupakan amalan sunah yang sangat umum di kalangan umat Islam. Apalagi, pada bulan suci Ramadhan.
Sebagaimana diriwayatkan Imam Bukhari, kala Ramadhan, Rasulullah SAW   lebih dermawan dalam kebaikan daripada angin yang berhembus.

Bahkan, dalam hadis yang diriwayatkan Imam Ahmad ada tambahan, “Dan beliau tidak pernah dimintai sesuatu kecuali memberikannya.” Artinya, Rasulullah SAW adalah ahli sedekah.

Dan, jika kita perhatikan, ternyata di dalam Alquran, Allah SWT berulang kali memberikan penekanan khusus terkait amal yang bisa memberikan kebahagiaan pada sesama ini.

Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu, lalu ia berkata, Ya Rabbku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)-ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh?” (QS [63]: 10).

Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan maksud ayat tersebut. Menurutnya, seorang Muslim hendaknya tidak berlebih-lebihan dalam soal harta (sehingga menjadi kikir), yang akan menjadikannya menyesal di hadapan Allah.

Sementara itu pada ayat lain, Allah SWT memberikan perintah khusus kepada orang beriman, sebagaimana khsusunya perintah berpuasa ini. “Hai orang-orang yang beriman, belanjakanlah (di jalan Allah) sebagian dari rezki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada lagi jual beli dan tidak ada lagi syafaat.” (QS [2]: 254).

Dengan demikian dapat dipahami, meskipun sedekah merupakan amalan sunah, pada hakikatnya sedekah merupakan perisai bagi umat Islam untuk menolak segala macam keburukan di dunia dan akhirat.

Dari sini dapat ditemukan alasan logis mengapa kala Ramadhan Rasulullah SAW lebih dermawan dibandingkan dengan angin yang berhembus.

Ternyata, sedekah sangat efektif untuk menyelamatkan masa depan kita yang sesungguhnya, yakni kelak pada hari akhir kala berjumpa dengan Allah SWT.

Jadi, sangat pantas jika suatu ketika ada seorang laki-laki menemui Rasulullah SAW, lantas bertanya tentang sedekah terbaik (yang paling besar pahalanya).

Diriwayatkan dari Abu Hurairah, dia mengatakan, “Datang seorang laki-laki dan berkata kepada Nabi, Wahai Rasulullah, sedekah apakah yang paling utama (terbaik)?

Nabi SAW bersabda, “Engkau bersedekah dan engkau dalam keadaan sehat dan sangat menginginkan, engkau takut kefakiran dan menginginkan kekayaan, dan janganlah engkau lalai. Hingga apabila (napas) telah sampai di kerongkongan, engkau berkata: Untuk fulan sekian dan untuk Fulan sekian, dan telah menjadi milik Fulan!” (HR Bukhari).

Artinya, sedekah yang paling utama itu ialah ketika kita dalam kondisi sangat berhajat terhadap harta, lantas kita merelakannya untuk orang lain demi membantu sesama atau tegaknya agama Allah.
Terhadap siapa saja umat Islam yang mampu melakukan hal tersebut maka insya Allah baginya surga seluas langit dan bumi (QS [3]: 133-134).

Dengan demikian, seorang Muslim tidak semestinya berkeluh kesah meskipun dalam kesempitan. Sebab, sedekah dalam kesempitan adalah sebaik-baik sedekah.


Ayat-ayat Penangkal Kejahatan Setan, Jin dan Manusia

Yaitu Surat Al Baqarah [2]:255,  Surat Al A’raf [7]: 54-55, Surat As Shaffat [37]: 1-10, Surat Ar Rahman [55]: 33-35 dan Surat Al Hasyar [59]: 22-24. Masing-masing adalah sebagai berikut :

اَللهُ لآاِلهَ اِلاَّهُوَاْلحَيُّ اْلقَيُّوْمُ . لاَتَأْخُذُه سِنَةٌ وَّلاَنَوْمٌ  . لَه مَافىِ السَّموتِ وَمَا فىِ اْلاَرْضِ، مَنْ ذَالَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَه اِلاَّبِاِذْنِه . يَعْلَمُ مَابَيْنَ اَيْدِ يْهِمْ وَمَاخَلْفَهُمْ وَلاَيُحِيْطُوْنَ بِشَيْءٍمِّنْ عِلْمِه اِلاَّبِمَاشَآءَ . وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّموتِ واْلاَرْضَ . وَلاَيَئُوْدُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَالْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ
ALLAHU LA ILAHA ILLA HUWAL HAYYUL QOYYUM. LA TA’KHUDZUHU SINATUW WALA NAUM. LAHU MA FIS SAMAWATI  WAMA FIL ARDLI. MAN DZAL LADZI YASYFA’U ‘INDAHU ILLA BIIDZNIH. YA’LAMU MA BAINA AIDIHIM WAMA KHOLFAHUM WALA YUHITHUNA BISYAI-IM MIN ‘ILMIHI ILLA BIMASYA’. WASI’A KURSIYYUHUS SAMAWATI  WAL ARDLO WALA YAUDUHU HIFDHUHUMA WAHUWAL ALIYYUL ADHIM
Allah, tiada Tuhan melainkan Dia Yang Hidup Kekal lagi terus menerus mengurus (makhlukNya) tidak mengantuk dan tidak tidur. KepunyaanNya apa yang di langit dan di bumi. Siapakah yang dapat memberi syafaat di sisi Allah tanpa izinNya?. Allah Mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendakiNya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.(QS Al Baqarah, 2 : 255)

اِنَّ رَبَّكُمُ اللهُ الَّذِيْ خَلَقَ السَّموتِ واْلاَرْضَ فيِ سِتَّةِ اَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوى عَلى َالْعَرْشِ . يُغْشيِ الَّيْلَ النَّهَارَ يَطْلُبُهُ حَثِيْثَا . وَّالشَّمْسَ وَالْقَمَرَوَالنُّجُوْمَ مُسَخَّرتٍ بِاَمْرِهِ . اَلاَلَهُ الْخَلْقُ وَاْلاَمْرُ . تَبرَكَ اللهُ رَبُّ الْعَلَمِيْنَ . اُدْعُوْارَبَّكُمْ تَضَرُّعًاوَّ خُفْيَةً . اِنَّهُ لاَيُحِبُّ الْمُعْتَدِيْنَ . وَلاَتُفْسِدُوْافىِ اْلاَرْضِ بَعْدَ اِصْلاَحِهَاوَادْعُوْهُ خَوْفًاوَّطَمَعًا  .  اِنَّ رَحْمَتَ اللهِ قَرِيْبٌ مِّنَ الْمُحْسِنِيْنَ .
INNA ROBBAKUMULLOHUL LADZI KHOLAQOS SAMAWATI WAL ARDLO FI SITTATI AYYAMIN TSUMMASTAWA ‘ALAL ‘ARSY. YUGHSYIL LAILLAN NAHARO YATHLUBUHU HATSITSA. WASSYAMSA WAL QOMARO WAN NUJUMA MUSAKH-KHOROTIM BIAMRIH. ALA LAHUL KHOLQU WAL AMR. TABAROKALLOHU AHSANUL KHOLIQIN. UD’U ROBBAKUM TADLORRU’AW WAKHUFYAH. INNAHU LA YUHIBBUL MU’TADIN. WALA TUFSIDU FIL ARDLI BA’DA ISHLAHIHA WAD’UHU KHOUFAW WATHOMA’A. INNA ROHAMATALLOHI QORIBUM MINAL MUHSININ
Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas ‘arasy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (ciptaanNya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang, (masing-masing) tunduk pada perintahNya. Ingatlah, menciptakan dan memerintahkan hanyalah hak Allah, Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam. Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang  lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampui batas. Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah (Allah) memperbaikinya, dan berdoalah kepadaNya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik. (QS Al A’raf 7 : 54-55)
وَالصَّفّتِ صَفَّا . فَالزّجِرتِ زَجْرًا . فَالتّلِيتِ ذِكْرًا .اِنَّ اِلهَكُمْ لَوَاحِدٌ  .رَبُّ السَّموتِ وَاْلاَرْضِ وَمَابَيْنَهُمَا وَرَبُّ الْمَشَارِقِ . اِنَّا زَيَّنَّا السَّمَاءَ الدُّنْيَا بِزِيْنَةِن الْكَوَاكِبِ . وَحِفْظًامِّنْ كُلِّ شَيْطنٍ مَّارِدٍ . لاَيَسَّمَّعُوْنَ الِىَ الْمَلاَِ اْلاَعْلى وَيُقْذَفُوْنَ مِنْ كُلِّ جَانِبٍ . دُحُوْرًا وَّلَهُمْ عَذَابٌ وَّاصِبٌ. اِلاّ َمَنْ خَطِفَ الْخَطْفَةَ فَاَتْبَعَهُ شِهَابٌ ثَاقِبٌ .
BISMILLAHIRROHAMNIRROHIM. WASH-SHOFFATI SHOFFA. FAZZAJIROTI ZAJRO. FATTALIYATI DZIKRO. INNA ILAHAKUM LAWAHID. ROBBUSSAMAWATI WAL ARDLI WAMA BAINAHUMA WAROBBUL MASYARIQ. INNA ZAYYANNAS SAMAAD DUN-YA BIZINATINIL KAWAKIB WAHIFDHOM MIN KULLI SYAITHOIM MARID. LA YASSAMMAUNA ILAL MALAI A’LA WAYUDZAFUNA MINKULLI JANIB. DUHUROW WALAHUM ‘ADZABUW WASHIB. ILLA MAN KHOTHIFAL KHOTHFATA FA-ATBA’AHU SYIHABUN TSAQIB
Demi (rombangan) yang bershaf-shaf dengan sebenar-benarnya. Dan demi (rombangan) yang melarang dengan sebenar-benarnya (dari perbuatan-perbuatan maksiat). Dan demi (rombongan) yang membacakan pelajaran. Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar Esa.  Tuhan langit dan bumi dan apa yang berada di antara keduanya dan Tuhan tempat-tempat terbit matahari. Sesungguhnya Kami telah menghias langit yang terdekat dengan hiasan, yaitu bintang-bintang. Dan telah memeliharanya (sebenar-benarnya) dari setiap setan yang sangat durhaka. Setan-setan itu tidak dapat mendengar-dengarkan (pembicaraan) para malaikat dan mereka dilempari dari segala penjuru. Untuk mengusir mereka dan bagi mereka siksaan yang kekal. Akan tetapi barangsiapa (di antara mereka) yang mencuri-curi (pembicaraan), maka ia dikejar oleh suluh api yang cemerlang.
(QS As Shaffat, 37 : 1-10)

يمَعْشَرَالْجِنِّ وَالاِْنْسِ اِنِ اسْتَطَعْتُمْ اَنْ تَنْفُذُوْامِنْ اَقْطَارِالسَّموتِ وَاْلاَرْضِ فَانْفُذُوْا لاَتَنْفُذُوْنَ اِلاَّبِسُلْطنٍ. فَبِاَيِّ الآَءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبنِ . يُرْسَلُ عَلَيْكُمَاشُوَاظٌ مِّنْ نَّارٍ وَّنُحَاسٌ فَلاَتَنْتَصِرَانِ.

YA MA’SYAROL JINNI WAL INSI INISTATHO’-TUM AN TANFUDZU ,MIN AQTHORISSAMAWATI WAL ARDLI FANFUDZU. LA TANFUDZUNA ILLA BISULTHON. FABIAYYI ALAI ROBBIKUMA TUKADZ-DZIBAN. YURSALU ‘ALAIKUMA SYUWADHUM MIN NARIW WANUHASUN FALA TANTASHIRON
Hai jama'ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?. Kepada kamu, (jin dan manusia) dilepaskan nyala api dan cairan tembaga maka kamu tidak dapat menyelamatkan diri (dari padanya). (QS Ar-Rahman 55 ; 33-35)

هُوَاللهُ الَّذِيْ لاَاِلهَ اِلاَّ هُوَ عَالِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ هُوَالرَّحْمنُ الرَّحِيْمُ. هُوَاللهُ الَّذِيْ لاَاِلهَ اِلاَّهُوَ اَلْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلمُ الْمُؤْمِنُ الْمُهَيْمِنُ الْعَزِيْزُ الْجَبَّارُالْمُتَكَبِّرُ سُبْحنَ اللهِ عَمَّايُشْرِكُوْنَ. هُوَ اللهُ الخَالِقُ الْبَارِئُ الْمُصَوِّرُلَهُ اْلاَسْمَاءُ الْحُسْنيَ يُسَبِّحُ لَهُ مَافىِ السَّموتِ وَاْلاَرْضِ وَهُوَالْعَزِيْزُالْحَكِيْمُ .
HUWALLAHUL LADZI LA ILAHA ILLA HU. ‘ALIMUL GHOIBI WAS SYAHADAH, HUWARROHMANURRAHIM. HUWALLAHUL LADZI LA ILAHA ILLA HUWAL MALIKUL QUDDUSUS SALAMUL MU’MINUL MUHAIMINUL AZIZUL JABBARUL MUTAKABBIR. SUBHANALLAHI ‘AMMA YUSYRIKUN. HUWALLAHUL KHOLIQUL BARI-UL MUSHOWWIRU LAHUL ASMAUL HUSNA. YUSABBIHU LAHU MA FISSAMAWATI WAL ARDLI. WAHUWAL ‘AZIZUL HAKIM
Dialah Allah Yang tiada Tuhan selain Dia, Yang Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Dia-lah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Dialah Allah Yang tiada Tuhan selain Dia, Raja Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Mengaruniakan Keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki segala Keagungan, Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.  Dialah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Yang Mempunyai Asmaul Husna. Bertasbih kepadaNya apa yang di langit dan bumi. Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS Al Hasyr 59; 22-24(

Al Hasan bin Ali bin Abi Thalib berkata,  “saya dapat menjamin siapapun yang membaca 20 ayat di atas akan terlindungi dari bahaya setan, penguasa yang zalim, pencuri yang menggarong ataupun binatang yang buas”.

Asmaul Husna (99 Nama-Nama Allah)


1.
َاللهُ
ALLAH
ALLAH
2.
الرَّحْمَنُ
ARROHMAN
YANG MAHA PEMURAH
3.
الرَّحِيمُ
AR-RAHIM
YANG MAHA PENYAYANG
4.
الْمَلِكُ
AL-MALIK
YANG MAHA RAJA
5.
الْقُدُّوْسُ
AL-QUDDUS
YANG MAHA SUCI
6.
السَّلاَمُ
AS-SALAM
YANG MAHA SEJAHTERA
7.
الْمُؤْمِنُ
AL MU’MIN
YANG MAHA TERPERCAYA
8.
الْمُهَيْمِنُ
AL MUHAIMIN
YANG MAHA MEMELIHARA
9.
الْعَزِيْزُ
AL’AZIZ
YANG MAHA PERKASA
10.
الْجَبَّارُ
AL JABBAR
YANG MAHA KUASA
11.
الْمُتَكَبِّرُ
AL MUTAKABBIR
YANG MAHA MEMILIKI KEKUASAAN
12.
الْخَالِقُ
AL KHALIQ
YANG MAHA PENCIPTA
13.
الْبَارِئُ
AL BARI-U
YANG MAHA MENGADAKAN
14.
الْمُصَوِّرُ
AL MUSHOWWIR
YANG MAHA PEMBUAT BENTUK
15.
الْغَفَّارُ
AL GHOFFAR
YANG MAHA PENGAMPUN
16.
الْقَهَّارُ
AL QAHHAR
YANG MAHA PERKASA
17.
الْوَهَّابُ
AL WAHHAB
YANG MAHA PEMBERI
18.
الرَّزَّاقُ
AR ROZZAQ
YANG  MAHA MEMBERI RIZKI
19.
الْفَتَّاحُ
AL FATTAH
YANG MAHA PEMBUKA
20.
الْعَلِيمُ
AL ’ALIM
YANG MAHA MENGETAHUI
21.
الْقَابِضُ
AL QOBIDL
YANG MAHA MENYEMPITKAN
22.
الْبَاسِطُ
AL BASITH
YANG MAHA MELAPANGKAN
23.
الْخَافِضُ
AL KHOFIDL
YANG MAHA MERENDAHKAN
24.
الرَّافِعُ
AR RAFI’
YANG MAHA MENINGGIKAN
25.
الْمُعِزُّ
AL MU’IZ
YANG MAHA MEMULIAKAN
26.
الْمُذِلُّ
AL MUDZIL
YANG MAHA MENGHINAKAN
27.
السَّمِيْعُ
AS SAMI
YANG MAHA MENDENGAR
28.
الْبَصِيْرُ
AL BASHIR
YANG MAHA MELIHAT
29.
الْحَكَمُُ
AL HAKAM
YANG MAHA MEMUTUSKAN HUKUM
30.
الْعَدْلُ
AL ’ADL
YANG MAHA ADIL
31.
 اللَّطِيْفُ
AL LATHIF
YANG MAHA LEMBUT
32.
الْخَبِيْرُ
AL KHOBIR
YANG MAHA MENGETAHUI
33.
الْحَلِيْمُ
AL HALIM
YANG MAHA PENYANTUN
34.
الْعَظِيْمُ
AL ’ADHIM
YANG MAHA AGUNG
35
الْغَفُوْرُ
AL GHOFUR
YANG MAHA PENGAMPUN
36.
الشَّكُوْرُ
ASY –SYAKUR
YANG MAHA PENERIMA SYUKUR
37.
الْعَلِيُّ
AL ’ALI
YANG MAHA TINGGI
38.
الْكَبِيْرُ
AL KABIR
YANG MAHA BESAR
39
الْحَفِيْظُ
AL HAFIDH
YANG MAHA PEMELIHARA
40.
الْمُقِيْتُ
AL MUQIT
YANG  MAHA PEMELIHARA
41.
الْحَسِيْبُ
AL HASIB
YANG  MAHA MEMBUAT PERHITUNGAN
42
الْجَلِيْلُ
AL JALIL
YANG MAHA LUHUR
43.
الْكَرِيْمُ
AL KARIM
YANG MAHA MULIA
44.
الرَّقِيْبُ
AR ROQIB
YANG  MAHA  MENGAWASI
45.
الْمُجِيْبُ
AL MUJIB
YANG MAHA MEMPERKENANKAN
46.
الْوَاسِعُ
AL WASI’
YANG MAHA LUAS
47.
الْحَكِيْمُ
AL HAKIM
YANG MAHA BIJAKSANA
48.
الْوَدُوْدُ
AL WADUD
YANG  MAHA MENCINTAI
49.
الْمَجِيْدُ
AL MAJIDU
YANG MAHA  MULIA
50
الْبَاعِثُ
AL BA’ITS
YANG MAHA   MEMBANGKITKAN
51.
الشَّهِيْدُ
ASY-SYAHID
YANG  MAHA MENYAKSIKAN
52.
الْحَقُّ
AL HAQ
YANG MAHA BENAR
53.
الْوَكِيْلُ
AL WAKIL
YANG MAHA MEWAKILI
54.
الْقَوِىُّ
AL QOWI
YANG MAHA KUAT
55.
الْمَتِيْنُ
AL MATIN
YANG MAHA KUKUH
56.
الْوَلِيُّ
AL WALI
YANG MAHA  MELINDUNGI
57.
الْحَمِيْدُ
AL HAMID
YANG MAHA TERPUJI
58.
الْمُحْصِى
AL MUHSHI
YANG  MAHA MENGHITUNG
59.
الْمُبْدِئُ
AL MUBDI-U
YANG  MAHA MEMULAI
60.
الْمُعِيْدُ
AL MU’ID
YANG MAHA  MENGEMBALIKAN
61.
الْمُحْيِى
AL MUHYI
YANG  MAHA MENGHIDUPKAN
62.
الْمُمِيْتُ
AL MUMIT
YANG MAHA  MEMATIKAN
63
الْحَىُّ
AL HAYYU
YANG MAHA HIDUP
64.
الْقَيُّوْمُ
AL QOYYUM
YANG MAHA  BERDIRI SENDIRI
65.
الْوَاجِدُ
AL WAJID
YANG  MAHA MENEMUKAN
66.
الْمَاجِدُ
AL MAJID
YANG  MAHA MENEMUKAN
67.
الْوَاحِدُ
AL WAHID
YANG MAHA TUNGGAL
68.
الصَّمَدُ
ASH SHOMAD
YANG MAHA DIBUTUHKAN
69.
الْقَادِرُ
AL QADIR
YANG MAHA KUASA
70.
الْمُقْتَدِرُ
AL MUQTADIR
YANG  MAHA KUASA
71.
الْمُقَدِّمُ
AL MUQODDIM
YANG MAHA MENDAHULUKAN
72.
الْمُؤَخِّرُ
AL MU-AKHKHIR
YANG MAHA MENGAKHIRKAN
73.
اْلاَوَّلُ
AL AWWAL
YANG MAHA AWAL
74.
اْلاَخِرُ
AL AKHIR
YANG MAHA AKHIR
75.
الظَّاهِرُ
ADH DHOHIR
YANG MAHA NYATA
76.
الْبَاطِنُ
AL BATHIN
YANG MAHA TERSEMBUNYI
77.
الْوَالِىْ
AL WALI
YANG MAHA MEMERINTAH
78.
الْمُتَعَالِ
AL MUTA’ALI
YANG MAHA TINGGI
79.
الْبَرُّ
AL BARR
YANG MAHA DERMAWAN
80.
التَّوَّابُ
AT TAWWAB
YANG  MAHA PENERIMA TAUBAT
81.
المُنْتَقِمُ
AL MUNTAQIM
YANG MAHA PENGANCAM
82.
الْعَفُوُّ
AL’AFUW
YANG MAHA PEMAAF
83.
الرَّءُوْفُ
AR RO’UF
YANG MAHA PELIMPAH KASIH
84.
مَالِكُ الْمُلْكِ
MALIKUL MULKI
YANG MAHA PEMILIK KERAJAAN
85.
ذُوالْجَلاَلِ وَاْلاِكْرَامِ
DZUL JALALI WAL IKROM
YANG MAHA MEMILIKI KELUHURAN DAN KEMURAHAN
86.
الْمُقْسِطُ
AL MUQSITH
YANG MAHA ADIL
87.
الْجَامِعُ
AL JAMI’
YANG MAHA MENGUMPULKAN
88.
الْغَنِىُّ
ALGHONI
YANG MAHA KAYA
89.
الْمُغْنِى
AL MUGHNI
YANG MAHA PEMBERI KEKAYAAN
90.
الْمَانِعُ
AL MANI’U
YANG MAHA MENCEGAH
91.
الضَّارُّ
ADL DLORRU
YANG MAHA PEMBERI MUDARAT
92.
النَّافِعُ
AN NAFI’U
YANG MAHA PEMBERI MANFAAT
93.
النُّوْرُ
AN NUR
YANG  MAHA PEMILIK CAHAYA
94.
الْهَادِىْ
AL HADI
YANG MAHA PEMBERI HIDAYAH
95.
الْبَدِيْعُ
AL BADI
YANG   MAHA PENCIPTA PERTAMA
96.
البَاقِىْ
AL BAQI
YANG MAHA KEKAL
97.
الْوَارِثُ
AL WARITS
YANG MAHA MEWARISI
98.
الرَّشِيْدُ
AR ROSYID
YANG MAHA MEMBIMBING
99.
الصَّبُوْرُ
AS SHOBUR
YANG MAHA PENYABAR
Dalam hadits nabi dijelaskan bahwa siapapun yang menghafal asmaul husna, ia akan diberi kemuliaan oleh Allah untuk masuk surga. Asmaul husna juga dianjurkan dibaca untuk memohon apapun kepada Allah. Untuk kepentingan yang terakhir ini, asmaul husna dapat dimulai dengan membaca :
نَسْأَلُكَ يَامَنْ هُوَاللهُ الَّذِيْ لآاِلَهَ اِلاَّ هُوَالرَّحْمَنُ الرَّحِيمُ الْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ
NAS-ALUKA YAMAN HUWALLAHULLADZI LA ILAHA ILLA HUWARROHMANURROHIM. AL MALIKUL  QUDDUS dan seterusnya sampai nama Allah yang ke 99.

Aku memohon kepadamMu wahai Allah yang Maha Pengasih, Maha Penyayang,  Maha Suci, Yang Maha ….… dan seterusnya sampai nama Allah yang ke 99.