Pada hari kiamat, Allah SWT bakal mengumpulkan segenap manusia dari semua generasi di suatu tempat bernama mahsyar. Tempat itu berupa tempat terbuka. Di sana, tak ada satu naungan pun kecuali naungan Allah SWT.
Dalam hadis riwayat Muslim, Rasulullah SAW menggambarkan pada hari itu matahari akan berada sedekat-dekatnya dengan manusia. Dengan begitu, mereka dipastikan merasa kepanasan luar biasa. Keringat mereka bercucuran sangat deras.
Genangan keringat mereka sangat banyak. Ada yang menggenangi mata kaki, lutut, dan pinggang mereka. Bahkan, ada pula yang menenggelamkan mereka. Semua itu bergantung pada amal masing-masing.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda, “Pada hari kiamat semua manusia berkeringat. Genangan keringat mereka di atas permukaan bumi mencapai tujuh puluh hasta. Dan, akan menggenangi mereka hingga telinga mereka.’’ (HR Bukhari dan Muslim).
Pada hari itu hanya ada tujuh golongan yang berhak atas naungan Allah. Abu Hurairah menuturkan, Rasulullah SAW bersabda, “(Terdapat) tujuh golongan yang akan mendapat naungan Allah pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya.” (HR Bukhari dan Muslim).
Siapa mereka yang beruntung itu? Pertama, pemimpin yang adil. Yakni orang yang memimpin rakyatnya dengan amanah dan tidak menghakimi mereka dengan menuruti hawa nafsunya.
Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.’’ (QS An-Nisaa [4] : 58).
Kedua, pemuda yang konsisten beramal kebajikan dalam hidupnya. Yakni yang beruntung mendapatkan taufik dan hidayah Allah sejak usia muda belia. Dia diberi kemudahan untuk melaksanakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya.
Dia terhindar dari perbuatan sia-sia, dan tak meninggalkan shalat fardhu dengan sengaja. Allah SWT memuji mereka dalam firman-Nya, “Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita ini dengan benar. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk.’’ (QS Al-Kahfi [18] : 13).
Ketiga, laki-laki yang hatinya senantiasa terpaut dengan masjid. Yakni yang selalu berupaya keras memakmurkan masjid dalam hidupnya.
Allah SWT berfirman, “Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah yaitu orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan tidak takut selain kepada Allah. Merekalah yang diharapkan termasuk golongan orang yang mendapat petunjuk.” (QS At-Taubah [9] : 18).
Keempat, dua orang laki-laki yang saling mencintai atas nama Allah. Mereka berdua berkumpul dan berpisah atas nama-Nya. Allah berfirman, “Maka kelak Allah mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya, yang bersikap lembut terhadap orang-orang mukmin, bersikap tegas terhadap orang-orang kafir, yang berjuang di jalan Allah, dan tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela.” (QS Al-Maidah [5] : 54).
Dari Abu Umamah RA Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa saling mencintai karena Allah, membenci karena Allah, memberi karena Allah, dan menahan karena Allah maka iman pada dirinya telah sempurna.’’ (HR Abu Dawud dan disahihkan oleh Al-Albani).
Kelima, laki-laki yang manakala diajak mesum oleh wanita jelita dan memiliki kedudukan tinggi dengan tegas dia menolak ajakan semacam itu karena takut akan Allah.
Allah berfirman, “Dan adapun orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari dorongan hawa nafsunya. Maka, sesungguhnya Surgalah tempat tinggal(nya).’’ (QS An-Naazi’aat [79] : 40-41).
Keenam, laki-laki yang menyedekahkan hartanya dengan ikhlas demi mendapatkan keridaan-Nya semata (diilustrasikan dalam QS Al-Baqarah [2] : 271).
Ketujuh, laki-laki yang hatinya merasa takut kepada Allah. Dengan begitu dia selalu mengingat keberadaan-Nya, menyebut-nyebut nama-Nya, merenungkan kebesaran-Nya, karunia-Nya, dan rahmat-Nya. Tak jarang hingga berlinang air matanya (dilukiskan dalam QS Al-Maidah [5] : 83). Semoga kita semua termasuk golongkan yang dinaungi Allah.
Dalam hadis riwayat Muslim, Rasulullah SAW menggambarkan pada hari itu matahari akan berada sedekat-dekatnya dengan manusia. Dengan begitu, mereka dipastikan merasa kepanasan luar biasa. Keringat mereka bercucuran sangat deras.
Genangan keringat mereka sangat banyak. Ada yang menggenangi mata kaki, lutut, dan pinggang mereka. Bahkan, ada pula yang menenggelamkan mereka. Semua itu bergantung pada amal masing-masing.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda, “Pada hari kiamat semua manusia berkeringat. Genangan keringat mereka di atas permukaan bumi mencapai tujuh puluh hasta. Dan, akan menggenangi mereka hingga telinga mereka.’’ (HR Bukhari dan Muslim).
Pada hari itu hanya ada tujuh golongan yang berhak atas naungan Allah. Abu Hurairah menuturkan, Rasulullah SAW bersabda, “(Terdapat) tujuh golongan yang akan mendapat naungan Allah pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya.” (HR Bukhari dan Muslim).
Siapa mereka yang beruntung itu? Pertama, pemimpin yang adil. Yakni orang yang memimpin rakyatnya dengan amanah dan tidak menghakimi mereka dengan menuruti hawa nafsunya.
Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.’’ (QS An-Nisaa [4] : 58).
Kedua, pemuda yang konsisten beramal kebajikan dalam hidupnya. Yakni yang beruntung mendapatkan taufik dan hidayah Allah sejak usia muda belia. Dia diberi kemudahan untuk melaksanakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya.
Dia terhindar dari perbuatan sia-sia, dan tak meninggalkan shalat fardhu dengan sengaja. Allah SWT memuji mereka dalam firman-Nya, “Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita ini dengan benar. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk.’’ (QS Al-Kahfi [18] : 13).
Ketiga, laki-laki yang hatinya senantiasa terpaut dengan masjid. Yakni yang selalu berupaya keras memakmurkan masjid dalam hidupnya.
Allah SWT berfirman, “Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah yaitu orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan tidak takut selain kepada Allah. Merekalah yang diharapkan termasuk golongan orang yang mendapat petunjuk.” (QS At-Taubah [9] : 18).
Keempat, dua orang laki-laki yang saling mencintai atas nama Allah. Mereka berdua berkumpul dan berpisah atas nama-Nya. Allah berfirman, “Maka kelak Allah mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya, yang bersikap lembut terhadap orang-orang mukmin, bersikap tegas terhadap orang-orang kafir, yang berjuang di jalan Allah, dan tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela.” (QS Al-Maidah [5] : 54).
Dari Abu Umamah RA Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa saling mencintai karena Allah, membenci karena Allah, memberi karena Allah, dan menahan karena Allah maka iman pada dirinya telah sempurna.’’ (HR Abu Dawud dan disahihkan oleh Al-Albani).
Kelima, laki-laki yang manakala diajak mesum oleh wanita jelita dan memiliki kedudukan tinggi dengan tegas dia menolak ajakan semacam itu karena takut akan Allah.
Allah berfirman, “Dan adapun orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari dorongan hawa nafsunya. Maka, sesungguhnya Surgalah tempat tinggal(nya).’’ (QS An-Naazi’aat [79] : 40-41).
Keenam, laki-laki yang menyedekahkan hartanya dengan ikhlas demi mendapatkan keridaan-Nya semata (diilustrasikan dalam QS Al-Baqarah [2] : 271).
Ketujuh, laki-laki yang hatinya merasa takut kepada Allah. Dengan begitu dia selalu mengingat keberadaan-Nya, menyebut-nyebut nama-Nya, merenungkan kebesaran-Nya, karunia-Nya, dan rahmat-Nya. Tak jarang hingga berlinang air matanya (dilukiskan dalam QS Al-Maidah [5] : 83). Semoga kita semua termasuk golongkan yang dinaungi Allah.