Gus Cokro ST: Korelasi Antara Dosa dan Bencana

Gus Cokro ST
Sekiranya penduduk negeri ini beriman dan bertakwa, pastilah Kami limpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat) kami, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (Al-A’raf: 96).

Ayat tersebut memberikan peringatan kepada kita, sekiranya seluruh rakyat negeri ini beriman dan bertaqwa, maka janji Allah di atas pasti akan menjadi kenyataan.

Sayangnya kenyataan di atas belum bisa direalisasikan mengingat masih banyak penduduk negeri ini yang melakukan perbuatan dosa dan maksiat.

Kisah-kisah umat yang terdahulu yang dipaparkan Allah SWT dalam Al-Qur’an, seperti kaum Nabi Nuh As, yang ditenggelamkan melalui hujan yang tiada henti sampai menimbulkan banjir dan menewaskan semua makhluk yang ada, karena mereka mendustakan ajaran Rasulnya.

Lihat pula kaum Tsamud, karena kesombongannya, dengan membusungkan dada mereka menentang datangnya azab, lalu Allah berikan gempa yang dahsyat yang menewaskan mereka.

Lain halnya dengan kaum Madyan, yang suka mengurangi timbangan dan takaran, lalu Allah SWT berikan musibah kepada mereka hingga akhirnya mereka tewas.

Begitu pula dengan kaum ‘Ad, yang dibinasakan oleh Allah SWT dengan meniupkan angin yang sangat panas sekali dikarenakan mereka tidak beriman.
Kaum-kaum terdahulu dihancurkan dan dibinasakan oleh Allah dikarenakan mereka kufur dan banyak melakukan maksiat.

Bagaimana dengan kita saat ini? Apa yang kita alami saat ini? Bukalah mata lebar-lebar, pasang telinga baik-baik. Maksiat terjadi di mana-mana. Pergaulan lawan jenis yang keluar dari norma agama semakin menggila.

Ditambah lagi media masa visual dan non-visual ikut melengkapi ajakan syaitan dengan dalih seni dan hak-hak azazi manusia.
Kecurangan dalam perniagaan, yang terjadi pada kaum Madyan pun,  terjadi sekarang. Kecurangan bukan hanya dalam timbangan secara zhahir, tetapi penindasan dan tipu muslihat.

Wajarlah, jika Allah SWT memberikan berbagai macam bencana kepada kita seperti gempa bumi yang menelan korban dan memaksa manusia mengungsi ke tempat-tempat yang lebih aman.

Belum lagi, bencana banjir yang berulang kali terjadi di beberapa tempat, termasuk di ibu kota Jakarta. Padahal, baru kemarin kita merasakan beratnya kemarau panjang.

Gunung Sinabung belum selesai meletus, yang menyisakan penderitaan yang panjang bagi masyarakat di beberapa tempat, Gunung Kelud meletus dan memuntahkan debu vulkanik hingga mencapai Tasikmalaya dan Ciamis Jawa Barat yang jaraknya lumayan jauh.

Kepanikan pun terjadi di mana-mana. Dan, ketika hujan deras turun di sekitar Gunung Kelud, menambah penderitaan masyarakat. Karena lahar dingin itu mengangkut bebatuan dan segala yang ada turun dari puncak Gunung Kelud.

Tak hanya gempa bumi, gunung meletus, banjir dan longsor. Bencana busung lapar anak manusia negeri ini sering kita dengar, baik melalui televisi dan media lainnya. Aneh, di negeri yang subur ini, bencana busung lapar bisa terjadi.

Korupsi merajalela, mulai tingkat yang paling tinggi sampai yang paling rendah. Jatuhnya nilai rupiah  yang mengakibatkan krisis moneter yang berdampak kemiskinan, pengangguran dan kelaparan, masih kita rasakan sampai saat ini.

Berbagai penyakit aneh dan kotor mulai merebak dan menggerogoti penduduk negeri ini. Bahkan, tak sedikit penyakit yang belum ada obat penawarnya sampai saat ini.

Yang paling mengkhawatirkan, hancurnya moral generasi muda penerus bangsa, disebabkan terhanyut dan tenggelam bersama obat-obat setan yang terlarang.

Apakah azab telah mengintai negeri ini? Jawabannya ada dalam diri kita masing-masing. Akankah semua kita  mengalami nasib seperti kaum Nabi Nuh? Atau seperti kaum Tsamud? kaum Madyan dan kaum ‘Ad?

Mari kita renungkan bersama. Mari kita kembali ke jalan yang benar, mengamalkan ajaran agama Allah, mencintai sunnah Rasulullah SAW dan melakukan amar ma’ruf nahi munkar serta tidak membiarkan kemaksiatan di sekeliling kita. Semoga Allah SWT memberikan ampunan kepada kita semua.